TEMPO.CO, Jakarta - Forestry and Environmental Minister Siti Nurbaya Bakar, encouraged the people and navy personnel not to shoot and kill the crocodile spotted in Pondok Dayung, Tanjung Priok, North Jakarta. The Minister asked them to capture the beast alive using a net.
"We have asked the authority not to shoot the animal. The crocodile is in salt water now, it can slowly die," said Minister Siti.
Siti added that the navy needs to coordinate their actions with Taman Impian Jaya Ancol management to secure and evacuate the crocodile. In addition, the Minister has asked the Directorate General of Nature and Ecosystem Conservation (KSDAE) to identify the sight of the spotting.
"The KSDAE field team is on standby together with the Ancol management and the Navy. Safety net around Ancol border have also been installed," Siti said.
Previously, a crocodile was spotted at the Pondok Dayung area in Tanjung Priok, North Jakarta on June 15, 2018. The crocodile was shot by navy personnel around the area.
ANTARA
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meminta masyarakat dan petugas tidak menembak buaya yang berkeliaran di Dermaga Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ia meminta penangkapan hewan jenis reptil itu menggunakan jaring.
Ia mengatakan perlunya langkah evakuasi segera agar tidak mengancam keselamatan masyarakat di sekitar lokasi. "Kami sudah meminta ke pihak Lantamal untuk tidak menembak dengan senjata api satwa tersebut. Buaya itu sekarang berada di air asin yang bukan habitatnya, lama-lama bisa mati," kata Siti Nurbaya, dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Ahad, 17 Juni 2018.
Baca: Perburuan Buaya di Pondok Duyung Belum Dihentikan
Ia menilai perlu ada koordinasi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut dan Manajemen Taman Impian Jaya Ancol untuk mengevakuasi keberadaan buaya di Dermaga Pulau Dayung. Selain itu, ia meminta Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem mengidentifikasi tempat kejadian. "Hari ini tim lapangan KSDAE masih 'standby' di lapangan dengan pihak manajemen Ancol dan Lantamal. Jaring-jaring pengaman ke batas Ancol juga sudah terpasang," kata dia.
Buaya berukuran 2,5 meter muncul di Dermaga Pulau Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan hingga saat ini diduga masih berkeliaran di sekitar wilayah tersebut. Hingga kini belum diketahui fenomena yang menyebabkan buaya tersebut berkeliaran di sekitar pantai atau laut. "Pada dasarnya buaya merupakan satwa air tawar. Diperkirakan buaya tersebut lepas dari penangkaran atau lepas waktu banjir. Ini akan kita selidiki," kata Siti Nurbaya.
Baca: TNI AL Temukan Buaya di Dermaga Pondok Dayung Tanjung Priok
Dia sudah minta jajaran terkait untuk mengecek semua lembaga konservasi atau penangkaran di sekitar wilayah Pluit. "Kecil sekali kemungkinan buaya tersebut berada di lokasi tersebut karena faktor alam," katanya.
Buaya itu sempat ditembak saat menampakan diri di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat 15 Juni 2018. Tembakan itu mengenai dua titik di bagian tubuhnya, namun buaya itu menghilang kembali.
