Industri Otomotif AS Diperkirakan Segera Pulih
Reporter: Tempo.co
Editor: Ali nur yasin koran
Rabu, 7 Agustus 2013 15:40 WIB
Mobil produk General Motor di Michigan (4/11). Penjualan GMC turun samapi 45 persen. Foto: Bill Pugliano/Getty Images/AFP
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Michigan – Industri otomotif Amerika Serikat optimistis kaum muda negaranya akan kembali tertarik membeli mobil, seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika. Pasca-resesi, penjualan mobil pada segmen kaum muda Negeri Abang Sam turun drastis, bahkan sebagian dari mereka enggan memiliki surat izin mengemudi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa peneliti memperkirakan gejala kaum muda Amerika ini disebabkan semakin meratanya penggunaan media jejaring sosial. Maraknya media jejaring sosial, menurut peneliti, membuat kaum muda merasa tidak perlu sering-sering bepergian, sehingga mereka tidak membutuhkan kendaraan.

Seperti diberitakan kantor berita AP, kaum muda di Amerika Serikat dengan kategori usia dari 18 hingga 34 tahun menjadi konsumen potensial industri otomotif. Segmen kaum muda ini berkontribusi lebih dari 14 persen dari total penjualan mobil di Amerika. Namun, dalam konferensi industri besar di Michigan Utara pada Selasa waktu setempat, 6 Juli 2013, dipaparkan data bahwa tingkat penjualan mobil pada segmen golongan muda melambat. Pada 2011, penjualan mobil pada segmen kaum muda turun menjadi 10,5 persen. Sedangkan pada 2012 lalu, penjualan naik sedikit menjadi 12,3 persen.

Mustafa Mohatarem, ekonom dari perusahaan otomotif terbesar Amerika Serikat General Motors, mengatakan, menurunnya ketertarikan kaum muda untuk membeli mobil lebih disebabkan harga mobil dan bahan bakar yang semakin mahal. Selain itu, dia melihat faktor sulitnya mencari lowongan pekerjaan dalam situasi krisis membuat kaum muda Amerika Serikat berpikir dua kali untuk memiliki mobil.

Berdasarkan data bank sentral Amerika Serikat, masyarakat usia 18 sampai 34 tahun di negara itu kehilangan 44 persen pendapatan bersihnya akibat krisis ekonomi sejak 2001 sampai 2010. Sementara itu, utang biaya pendidikan mereka membengkak dua kali lipat. “Kaum muda sekarang miskin,” ujar Anthony Pratt, Wakil Presiden Polk, lembaga penelitian otomotif asal Amerika Serikat. Faktor-faktor seperti sulitnya mencari pekerjaan, pendapatan yang menurun, utang biaya pendidikan, ujarnya, mempengaruhi minat kaum muda untuk membeli barang mahal seperti mobil.

Meski demikian, Pratt yakin suatu saat nanti kaum muda Amerika Serikat akan kembali berminat membeli mobil. “Meski tidak bisa diperkirakan kapan itu terjadi, tapi saya yakin mereka akan kembali melirik mobil,” ujarnya.

Adapun pihak industri otomotif mengklaim minat kaum muda membeli mobil akan tumbuh ketika mereka merasa butuh untuk memiliki mobil. “Sejalan dengan bertambahnya usia, kaum muda akan semakin membutuhkan mobil,” kata Mohatarem. Biasanya, menurut dia, kaum muda membeli mobil setelah mereka berkeluarga.

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi