TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi kandidat terkuat dalam bursa calon wakil presiden hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia. Tingkat keterpilihan Jokowi sebagai calon wakil presiden mengungguli kandidat lain, seperti Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Hanya, Lingkaran Survei Indonesia tak menempatkan Jokowi sebagai kandidat calon presiden dalam jajak pendapat itu.
Peneliti Lingkaran, Adjie Alfaraby, beralasan, Jokowi tidak menjadi kandidat capres berdasarkan pengalaman dua kali pemilu. Calon presiden berasal dari petinggi partai. Sedangkan, kata Adjie, "Jokowi hanya anggota biasa di PDI Perjuangan."
Dia menyatakan, dari berbagai pernyataan di media, belum ada tokoh PDI Perjuangan yang merestui Jokowi menjadi kandidat calon presiden. Menurut Adjie, petinggi PDI Perjuangan justru meminta Jokowi berfokus menangani persoalan Jakarta. Adjie menerangkan, kemungkinan besar PDI Perjuangan masih tetap mengusung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. "Kecuali PDI Perjuangan melakukan mekanisme lain seperti konvensi," kata dia.
Dalam survei pada 1-8 Maret 2013, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai calon wakil presiden mencapai 35,2 persen. Lingkaran melakukan survei pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen. Adjie mengklaim survei ini dilakukan dengan dana sendiri. Survei dilengkapi riset kualitatif, yakni diskusi kelompok terfokus dan analisis media.
Selain Jokowi, ada sejumlah nama yang dipasang sebagai kandidat calon wakil presiden, yaitu Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Ketiganya hanya memperoleh suara masing-masing sebesar 21,2 persen, 17,1 persen, dan 15,1 persen.
WAYAN AGUS PURNOMO
Baca juga
EDISI KHUSUS: Hercules dan Premanisme
Kontroversi Densus
Simpanan dan Istri-istri Djoko Susilo
Di Jawa Tengah, PKS Ingin Mengulang Sukses
Yusuf Supendi Gabung Hanura, Anis Matta Cuek
Bawa 3 Kg Ganja, Mobil Tabrak Polisi Hingga Tewas