TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Tri Hendro Surjatno mengatakan pembukaan rute angkutan air (waterway) dari Muara Baru ke Marunda dan sebaliknya sangat membantu warga yang tinggal di rumah susun Marunda. "Bayangkan kalau jalan pakai jalu darat minimal 1 jam baru sampai, sekarang hanya 30 menit," kata Tri Hendro, Kamis, 14 Februari 2013.
Jalur Marunda-Muara Baru yang memiliki jarak sekitar 17 kilometer jika tanpa macet bisa ditempuh satu jam lewat jalur darat. Tapi kondisi bisa berubah saat macet di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk sampai Muara Baru bisa 2-3 jam. “Kalau lewat laut tidak ada istilah macetnya," ujarnya.
Hari ini, Dinas Perhubungan mengoperasikan dua kapal untuk melayani penghuni rusun Marunda yang mencari nafkah di Muara Baru. Januari lalu, banyak warga Muara Baru yang menjadi korban banjir direlokasi ke rusun Marunda. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjanjikan kepada mereka berbagai fasilitas di rusun, termasuk menginstruksikan membuka jalur waterway.
Untuk tahap pertama, dua unit kapal motor jenis kerapu dioperasikan. Dua kapal yang diterjunkan memiliki kapasitas angkut 24 penumpang, armada ini memiliki dua mesin 200 PK dengan kecepatan maksimum 30 knot.
Selama masa percobaan kapal beroperasi dua kali sekali, pukul 07.00 dari Marunda dan pukul 16.30 di Pelabuhan Muara Baru. "Jam tersebut disesuaikan dengan waktu berangkat dan pulang kerja,” kata Tri.
Dia menjamin semua warga untuk mendapatkan jasa pelayaran secara gratis selama masa percobaan. Nantinya bakal dikenakan biaya yang sesuai kemampuan warga setelah uji coba ini dievaluasi. "Tidak tahu sampai berapa lama gratisnya, yang jelas tidak selamanya gratis," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN