TEMPO.CO, Jakarta - Pada awal 2013, cadangan terbukti minyak bumi Indonesia turun menjadi 3,59 miliar barel. Sedangkan pada 1 Januari 2012, cadangan terbukti minyak bumi Indonesia 3,74 miliar barel.
"Penurunan terbukti ini karena rasio pengembalian cadangan (reserve replacement ratio) minyak itu 52 persen. Ini berarti cadangan minyak yang ditemukan lebih sedikit daripada yang diproduksi," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2013.
Rudi menjelaskan, pada 2012, produksi minyak bumi Indonesia sebanyak 314,67 juta barel. Sedangkan cadangan minyak yang ditemukan hanya sebesar 164,28 juta barel.
Rudi mengatakan, dari pengeboran 80 sumur eksplorasi pada 2012, hanya 51 sumur yang berhasil. Dari jumlah tersebut, sumur penghasil minyak hanya ada 12 sumur, sementara sumur penghasil minyak dan gas sebanyak 16 sumur. "Jadi persepsi bahwa Indonesia kaya minyak dan layak mendapat bahan bakar minyak dengan murah itu keliru," kata Rudi.
Namun, dia menegaskan, penemuan cadangan gas di Indonesia masih di atas angka produksi. Pada 2012, rasio pengembalian cadangan untuk gas dicatat sebesar 127 persen. Data SKK Migas menyebutkan, cadangan gas pada awal 2013 sebesar 104,25 triliun standar kaki kubik (TCF).
Jumlah gas yang diproduksi pada 2012 sebesar 2,98 TCF, sementara pengembalian cadangan sebesar 3,79 TCF. "Cadangan gas ditemukan lebih banyak daripada produksi. Memang gas akan menjadi andalan Indonesia ke depan," kata Rudi.
Rudi mengatakan, untuk jangka panjang, SKK Migas akan meningkatkan penemuan cadangan migas dengan melakukan eksplorasi secara masif.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Terpopuler Lainnya:
Alasan BNN Masih Tahan Raffi dan Wanda
Tersandung Narkoba, Wanda Membela Diri di Facebook
Raffi Ahmad Dapat Narkoba dari Kampung Ambon?
Begini Efek Narkoba yang Dipakai Raffi Ahmad
Gadis Seksi di Operasi Tangkap Tangan KPK