Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

13 Ribu Nelayan Tuban Dapat Bantuan Sembako  

image-gnews
Ombak pasang di kawasan Tanjung Kait, Tangerang, Minggu (8/2). Lebih dari dua pekan para nelayan di kawasan ini tidak berani melaut akibat ombak pasang yang mencapai ketinggian 4 meter. Tempo/Arie Basuki
Ombak pasang di kawasan Tanjung Kait, Tangerang, Minggu (8/2). Lebih dari dua pekan para nelayan di kawasan ini tidak berani melaut akibat ombak pasang yang mencapai ketinggian 4 meter. Tempo/Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO, Tuban - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sunarto, mengatakan pemerintah Tuban akan memberikan bantuan bahan pokok kepada nelayan selama mereka berhenti melaut. Program ini masuk ke dalam program bantuan tanggap darurat dengan jangka waktu sekitar 20 hari, tergantung kondisi cuaca di laut.

Bantuan beras, kata Sunarto, diberikan kepada 13 ribu nelayan di Tuban. Jumlah tersebut sesuai dengan data nelayan di Tuban tahun 2012. Ukuran bantuan disesuaikan dengan jumlah keluarga di rumah.

Selain itu, pemerintah Tuban juga akan memberikan hibah berupa program bantuan untuk pengadaan perahu, jaring, dan mesin diesel. “Ini program tetap dari Bupati Tuban,” kata Sunarto kepada Tempo, Jumat, 11 Januari 2012.

Nelayan tradisional di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tak berani melaut menyusul ombak tinggi dan angin kencang di perairan Laut Jawa tiga hari terakhir. Mereka menghabiskan waktu untuk memperbaiki jaring dan perangkap ikan.

“Risikonya tinggi,” ujar Ngatimo, nelayan di kampung Kingking, Kota Tuban, kepada Tempo. Ia dan banyak nelayan lainnya tak berani melaut karena tinggi ombak hingga 2,5 meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak turun melaut, kata dia, rutin jika datang musim hujan antara Desember-Januari atau Juli-Agustus. Biasanya pada bulan-bulan tersebut terjadi perubahan cuaca drastis di laut, seperti ombak tinggi disertai angin kencang.

Pantauan Tempo di pesisir utara pantai Kota Tuban, tampak ratusan perahu nelayan disandarkan. Para nelayan di perkampungan nelayan Kingking sebagian besar beraktivitas di darat, memperbaiki perahu, menyulam jaring dan lainnya. Para ibu-ibu mengeringkan ikan hasil tangkapan untuk dijadikan pindang (ikan asin kering).

Sebanyak 13 ribu warga Tuban berprofesi sebagai nelayan di sepanjang 64 kilometer pantai utara Pulau Jawa itu. Mereka sebagain nelayan tradisional. Disebut tradisional  karena alat tangkapnya sangat sederhana. Ukuran perahu kecil, panjang 5 x 1,5 meter hingga 12 x 4 meter. Dengan ukuran perahu sebesar itu,  nelayan tidak berani menantang ombak besar.

Dampak cuaca buruk di laut, harga ikan melonjak tinggi di pasaran. Ikan tongkol naik dari Rp 17 ribu per kilogram menjadi Rp 21 ribu per kilogram, ikan ekor kuning dari Rp 16 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogram, ikan kakap putih dari Rp 23 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Sebagian besar ikan tersebut adalah stok lama.


SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

1 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

2 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

6 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

7 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

12 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

15 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

17 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

25 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

34 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

37 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.