TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menetapkan target pembukaan sawah baru untuk tahun 2013 seluas 65 ribu hektare. Jumlah tersebut jauh di bawah target pembukaan sawah baru tahun lalu yang sebesar 100 ribu hektare.
Direktur Perluasan dan Pengolahan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Tunggul Imam Panudju, mengatakan, pencetakan sawah baru terus dilakukan sampai terbitnya aturan moratorium lahan pertanian. Cetak sawah baru ditargetkan sebesar 100 ribu hektare, namun pada 2011 hanya terealisasi 60 ribu hektare, dan pada 2012 hingga awal Desember baru terealisasi 92 ribu hektare.
Menurut Tunggul, sawah baru tetap dicetak lantaran menyangkut produksi beras nasional. Tak hanya mencetak sawah baru, pemerintah mencetak sawah baru di kawasan food estate. Tahun 2012 terealisasi 9.000 hektare cetak sawah, yakni di Sulawesi Selatan seluas 7.250 hektare, di NTT seluas 5.000 hektare, di NTB seluas 4.700 hektare, di Sulawesi Tengah seluas 4.750 hektare, dan sisanya tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami juga lakukan tiga langkah besar untuk meningkatkan produksi," kata Tunggul ketika dihubungi, Senin, 7 Januari 2013. Tiga langkah besar tersebut yakni mencetak sawah baru, memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan telantar, serta peningkatan intensifikasi atau produktivitas dengan system rice intensification (SRI).
Pengamat pertanian dan guru besar Universitas Lampung, Bustanul Arifin, sebelumnya pernah mencatat kegagalan program pencetakan sawah sering kali terulang karena ketidakmampuan pemerintah untuk menjalankan koordinasi lintas lembaga.
ROSALINA