TEMPO.CO , Jakarta-- Sejumlah kalangan mengingatkan agar rencana untuk merevitalisasi busway Transjakarta tidak dilakukan terburu-buru. Beberapa terobosan terutama penggabungan angkutan jenis Kopaja dan Metromini ke jalur ekslusif itu masih mengundang tanda tanya.
"Sampai sekarang belum jelas gambarannya. Soal ini masih harus didiskusikan,” kata Ketua Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) Nanang Basuki dalam diskusi bertema ”Program Peremajaan dan Revitalisasi Umum Bus Sedang Terintegrasi Transjakarta” Kamis 29 November 2012.
Nanang diantaranya mempertanyakan konsep penyatuan tiket dan sistem pengangkutan penumpang. Keharusan meremajakan bus sesuai standar jalur busway juga dirasa memberatkan karena akan mengeluarkan ongkos Rp 400 juta per bus.
Pengusaha, kata Nanang, hanya mau berinvestasi jika sistemnya sudah pasti. "Kalau pengusaha sudah investasi lalu sistemnya salah, kami mau bayar cicilan bus pakai apa?"
Sebelumnya, Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas juga meminta Dinas Perhubungan DKI Jakarta tidak tergesa-gesa mewujudkan rencana revitalisasi itu. Menurut dia, ide ini baik tapi membutuhkan banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk mewujudkannya. “Implementasinya butuh penjabaran yang detail,” katanya, Selasa lalu.
Persyaratan yang paling mendasar, menurut Darmaningtyas, adalah soal regulasi. Dalam Undang-Undang Lintas dan Angkutan Jalan belum ada definisi jelas ihwal pengguna jalan busway. "Apakah Metromini dan Kopaja termasuk boleh melewati busway? Apakah mereka harus masuk jalur dari ujung ke ujung atau boleh keluar di tengah jalur?" ujarnya.
Transjakarta juga harus menambah bus sebelum berintegrasi dengan Metromini dan Kopaja. Sebab, penumpang dari kedua bus itu jelas akan menambah jumlah penumbang Transjakarta.
Lalu, bukan cuma mekanika bus Metromini dan Kopaja yang perlu penyesuaian agar bisa menurunkan penumpang di halte Transjakarta. Tapi juga dengan para pengemudinya.
“Sopir Metromini dan Kopaja juga harus dididik untuk disiplin. Sopir tidak bisa lagi ugal-ugalan atau sopir tembakan,” ujarnya.
Dalam kajian Dinas Perhubungan, integrasi sistem memang akan menjadikan Kopaja dan Metromini ikut sebagai operator Transjakarta. Kedua operator ini dapat menggunakan halte busway, jalur busway, dan dapat melakukan transfer penumpang secara gratis.
Revitalisasi rencananya dimulai di koridor I dan VI pada tahun depan. Jika berjalan lancar, kapasitas angkut Transjakarta sudah akan meningkat menjadi 21 ribu penumpang per jam pada akhir 2013, atau meningkat dari saat ini yang tercatat sebesar 6600 penumpang.
"Awalnya kami hanya mengajukan rencana revitalisasi koridor VI, tetapi lalu Pak Gubernur meminta agar Koridor I juga sekalian dikembangkan," kata Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) untuk Indonesia, Yoga Adiwinarto, kemarin.
ITDP adalah lembaga yang telah sejak 2007 lalu membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan busway. Untuk rencananya yang terbaru ini, Yoga mengungkapkan, pihaknya mengajukan anggaran dengan total Rp 500 miliar untuk peningkatan kapasitas halte dan jalur di kedua koridor tersebut.
ANGGRITA DESYANI | ATMI PERTIWI | SUTJI DECILYA | NURHASIM
Berita terpopuler:
Seperti Apa Panasnya Rapat Jokowi-Ahok soal MRT?
Apa Maunya Jokowi-Ahok soal Ancol?
Ahok: Pemda DKI Kelebihan Orang Tak Dibutuhkan
Ini Calon Wali Kota Bekasi Terkaya
Kekayaan Istri Mochtar Mohamad, Minus