TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Farmasi Kalbe Farma menyiapkan sejumlah dana untuk menebus stafnya berinisial M, 43 tahun, yang diculik di Nigeria sejak 23 Oktober 2011 lalu. "Intinya kami upayakan agar dia (M) itu dibebaskan. Perusahaan siap bertanggung jawab," kata Direktur Perlindungan WNI, Tatang Razak, saat dihubungi Tempo dari Jakarta, Kamis, 3 November 2011.
M. diculik di kontrakannya di Kota Kano yang berjarak 1.100 kilometer dari ibu kota Nigeria, Lagos. Penculik meminta uang tebusan US$ 500 ribu atau sekitar Rp 4,5 miliar. Upaya pembebasan sudah dilakukan beberapa kali, tapi gagal.
Penculik selalu memindah-mindah lokasi transaksi. Apalagi lokasi dari ibu kota Nigeria ke Kano cukup jauh dan terhalang pemeriksaan di sepanjang jalur itu. "Upaya terus kami lakukan, dan selalu diinformasikan ke Farmasi dan keluarganya," katanya.
Berdasarkan video yang dikirimkan ke KBRI, 30 Oktober 2011 lalu, kondisi korban dalam keadaan baik dan sehat. Aksi penculikan terhadap M tersebut tak mengganggu aktivitas 350 warga Indonesia ekspatriat yang bekerja di perusahaan-perusahaan Indonesia di Nigeria. "Warga Indonesia lainnya aman, tetap bekerja seperti biasa," kata dia.
Sementara itu, sumber Tempo menyebutkan penculik mengancam akan membunuh M jika perusahaan menolak membayar tebusan atau melaporkan kasus penculikan ke aparat kepolisian. Namun KBRI telah bekerja sama dengan kepolisian untuk membebaskan M dari penculik.
Upaya pembebasan M tersebut dilakukan secara hati-hati karena ditakutkan penculik akan menaikkan uang tebusan jika mengetahui perusahaan menyiapkan uang tebusan bagi M.
Sumber itu juga mengatakan aparat kepolisian setempat telah mengendus siapa pelaku penculikan tersebut. Namun sumber itu enggan menyebutkannya. "Berdasarkan IT polisi, kemungkinan besar asalah orang dalam," katanya.
YOHANES SEO