TEMPO Interaktif, NEW YORK - Sebulan berdemonstrasi, anggota gerakan pendudukan Wallstreet ternyata berhasil menjaring sumbangan hingga US$ 435 ribu atau setara Rp 3,91 milyar. Dari jumlah itu, US$ 85 ribu diantaranya merupakan sumbangan perorangan yang terkumpul di taman Zucotti Manhattan, pusat gerakan tersebut.
Selain donasi langsung, dana sumbangan itu pun diperoleh dari simpatisan yang kadang tak diketahui identitasnya. Kebanyakan dari mereka menyumbangkan dana lewat jalur online dan kartu kredit. "Ini melebihi yang kami perkirakan sebelumnya," kata Darrell Prince, salah seorang aktivis kepada Associated Press kemarin.
Namun setelah menerima dana jumbo itu, para aktivis malah menghadapi masalah baru. Mereka harus menyepakati penyaluran dan penggunaan dana tersebut agar tak melenceng dari tujuan awal, menentang dominasi ekonomi oleh segelintir kaum kaya. Maklum saja, para demonstran wallstreet kini menjadi sorotan dunia. Apalagi gerakan serupa telah merembet ke 82 negara.
Meski uang donasi itu amat sedikit jika dibandingkan dengan kekayaan para konglomerat yang mereka protes, tak dipungkiri jumlahnya terus membengkak tiap hari. Darrel mengatakan, sedikitnya US$8 ribu bisa terkumpul setiap hari hanya dari kotak amal yang diedarkan di Taman Zucotti. Sisanya datang dari berbagai organisasi nirlaba yang bersimpati pada gerakan ini. "Yang terkumpul dari jalur online lebih banyak lagi," kata dia tanpa merinci nilainya.
Selain berupa uang, banyak pula sumbangan berupa selimut, makanan kalengan hingga kacamata renang untuk melindungi mata demonstran. Barang-barang itu sebagian disimpan dalam lorong-lorong dan "gua" di kawasan Broadway, tak jauh dari Wall Street.
Karena dana jumbo itulah sebagian dari aktivis kini beraksi bak konsultan keuangan. Kebetulan beberapa dari mereka memiliki latar belakang pendidikan dan profesi di bidang finansial. Di sebuah tempat, mereka menghitung sumbangan dan memasukkannya dalam aplikasi spreadsheet sebuah komputer yang setiap saat bisa diakses.
Setiap hari, dana itu disetor pada Bank Amalgamated cabang Broadway. Bank itu dipilih karena mayoritas sahamnya dimiliki serikat pekerja Amerika. mereka kumpulkan. Tak cuma itu, para demonstran kini mulai merancang pelaporan pajak atas dana sumbangan yang telah diterima.
Saat ini uang sumbangan tersebut baru dialokasikan untuk kebutuhan primer para demonstran. Setiap harinya, mereka bisa menghabiskan dana U$ 1.500 untuk makanan, U$ 2.000 untuk kantong tidur, jaket dan sweater serta U$ 20.000 untuk laptop, kamera dan biaya mengunggah video di internet.
Daniel Levine, seorang musisi dari Brooklyn mengusulkan, dana itu dialokasikan untuk kebutuhan musim dingin yang sebentar lagi tiba. Tapi usul Megan Blackburn, pengunjuk rasa lain asal Brooklyn, lain lagi. Ia meminta dibelikan sapu untuk membersihkan taman yang kotor setelah unjuk rasa. "Di Manhattan, barang macam ini mahal," kata dia sambil menggerutu.
FERY FIRMANSYAH