TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Ada upaya khusus agar kuda-kuda yang ikut kirab pernikahan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara, dengan KPH Yudanegara, tidak buang air besar di jalan saat kirab. Tim medis dari Detasemen Kavaleri Berkuda Pusat Kesenjataan Kavaleri Komando Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat Bandung mengambil kotoran kuda yang ada di ujung anus satu jam sebelum berangkat kirab.
"Namanya palpacy paretal. Jadi, pengambilan feses (kotoran)," kata Komandan Seksi Kesehatan Kuda Denkavkud Pussenkav TNI AD Bandung, Muhammad Abdullah, saat ditemui Tempo di Museum Kereta Pusaka Keraton, Selasa, 18 Oktober 2011.
Abdullah mengatakan ada trik khusus saat pengambilan feses agar kuda tidak kesakitan. Yakni dilakukan twits atau memutar hidung kuda. "Jadi, sakitnya dialihkan dari anus ke hidung," katanya. Upaya tersebut diakui Abdullah hanya sebagai salah satu cara mencegah kuda-kuda buang kotoran selama kirab. "Memang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Buang kotoran bagi binatang kan alamiah," kata Abdullah.
Untuk menjaga stamina dan nafsu makan kuda, pihaknya telah menambah asupan makanan. Selain jerami, kuda-kuda tersebut juga diberikan pelet dan vitamin B12 dan B kompleks. Ada enam kilogram pelet untuk dua kali makan dalam satu hari. Yakni makan pada pukul 07.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.
Sedangkan untuk menjaga kebugaran kuda, kuda-kuda itu diajak olahraga dengan jalan berkeliling di alun-alun tiap pagi. Berdasarkan pengamatan Tempo pagi tadi, usai diajak berkeliling, kuda-kuda itu dimandikan. Sabun yang digunakan untuk membersihkan kotoran pada bulu kuda adalah dengan menggunakan sampo rambut manusia.
PITO AGUSTIN RUDIANA