TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Delapan ekor kuda dari Detasemen Kavaleri Pusat Kesenjataan Kavaleri Komando Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat Bandung dilibatkan dalam kirab pengantin. Armada tempur ini turut memeriahkan prosesi perkawinan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, Selasa, 18 Oktober 2011.
Kirab pasukan kavaleri tersebut akan digelar sore ini mulai pukul 15.30 WIB. Berangkat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Kuda-kuda tersebut telah tiba di Yogyakarta pada 12 Oktober lalu dan siap mengangkut pasangan pengantin Gusti Kanjeng Ratu Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.
"Total ada 28 kuda, yang 8 ekor dari kavaleri, sisanya kuda Keraton dan kuda Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia Cabang Yogyakarta," kata perawat kuda Keraton, Purwanto, kepada Tempo di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.
Ada perbedaan antara kuda kavaleri dan kuda Keraton. Kuda dari Bandung posturnya lebih pendek, sedangkan kuda dari Keraton lebih tinggi. Kuda dari kavaleri bertugas menarik kereta Kyai Jong Wiyat, kereta yang akan membawa Bendara dan Yudanegara. Kereta tersebut ditarik empat ekor kuda. "Dipilih kuda yang lebih kecil. Kalau pakai kuda besar bisa bubrah (berantakan)," kata Purwanto.
Kuda-kuda kavaleri merupakan jenis kuda keturunan Arab dan Jerman. Warnanya putih dan berdarah dingin. Sedangkan kuda Keraton berasal dari Australia dan berdarah panas. Jenis kudanya dhawuk dengan warna kelabu dan jangrem dengan warna cokelat kemerahan.
Sementara kuda-kuda dari Keraton rencananya akan ditunggangi pasukan kavaleri TNI AD dan penari beksan (tari) Lawung Ageng. Para penari Lawung Ageng terdiri dari laki-laki yang berjumlah 14 orang.
Kusir kereta Kyai Jong Wiyat, Raden Lurah Kliwon Roto Diwiryo, mengaku sudah mengenal baik kuda-kuda dari Bandung itu. Meskipun kuda-kuda itu baru tiba beberapa waktu lalu. Menurut Roto, kuda-kuda dari Bandung tersebut selama ini biasa digunakan Keraton. "Sudah empat kali ini," katanya.
PITO AGUSTIN RUDIANA