Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukti Tak Terbantahkan Keberadaan Yeti di Siberia  

image-gnews
foto: wisdomquarterly
foto: wisdomquarterly
Iklan

TEMPO Interaktif, Kemerovo - Tim peneliti Rusia mengklaim telah menemukan bukti tak terbantahkan tentang keberadaan yeti, versi Asia dari Bigfoot Amerika Utara. Keberadaan yeti di Siberia telah lama menjadi misteri.

Tak ada bukti kerangka atau foto binatang tersebut, hanya beberapa lembar rambut dan jejak di atas salju, tapi itu cukup bagi tim tersebut untuk yakin 95 persen bahwa makhluk itu memang ada. Namun banyak peneliti lain meragukan penemuan tersebut.

Tim pencari yeti dari Rusia ini adalah sekelompok kecil peneliti yang diundang berpartisipasi dalam sebuah konferensi yeti. Tim itu menemukan beberapa rambut abu-abu dalam lumut di sebuah gua di Kemerovo, sebelah barat Siberia.

“Selama ekspedisi ke gua Azasskaya, para peserta konferensi mengumpulkan bukti tak terbantahkan bahwa pegunungan Shoria dihuni oleh 'Manusia Salju',” ujar juru bicara daerah Kemerovo. “Mereka menemukan jejak kaki, tempat tidurnya, dan beragam tanda yang digunakan yeti untuk memberi tanda teritorinya.”

Yeti disebut sebagai sosok berotot dengan tubuh ditumbuhi rambut tebal coklat kemerahan hingga abu-abu gelap, dengan bobot antara 90 hingga 180 kilogram. Yeti relatif pendek ketimbang Bigfoot, tingginya hanya sekitar 1,8 meter hingga 2,1 meter.

Meski puluhan ekspedisi telah menyisir wilayah pegunungan terpencil di Rusia, Cina dan Nepal, keberadaan makhluk itu belum juga terbukti. Sir Edmund Hillary, yang pertama menyusuri Everest bersama sherpa Tenzing Norgay, juga tak menemukan bukti keberadaan yeti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendaki gunung Reinhold Messner yang berbulan-bulan tinggal di Nepal dan Tibet, juga berusaha melacak yeti setelah sekilas melihat mahkluk itu. Dalam bukunya "My Quest for the Yeti", Messner menyimpulkan bahwa beruang besar yang hidup di kawasan itu yang berada di balik penampakan dan jejak yeti.

Tahun lalu, binatang aneh yang nyaris tak berambut ditangkap para pemburu di provinsi Sichuan, Cina. Binatang yang sempat diklaim sebagai yeti itu ternyata cuma sejenis musang yang hidup di kawasan tersebut.

Jika benar, itu merupakan temuan yang luar biasa. Meski masih belum jelas mengapa tim peneliti tidak memasang kamera untuk merekam binatang itu, atau menunggu yeti kembali ke gua dan menangkapnya hidup-hidup.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia