Menurut dia, tindakan pendaratan darurat tersebut merupakan keputusan yang tepat. "Yang kami alami ini abnormality (ketidakwajaran) bukan emergency landing (pendaratan darurat). Mesin mengalami permasalahan," ujar Hana dihubungi Tempo, Senin (23/3).
Seperti diketahui pesawat ini mendarat Senin (23/3) siang di Bandara Hang Nadim Batam. Para penumpang mengaku kaget karena mendengar suara keras dari mesin pesawat tersebut sesaat setelah mengudara.
Menurut Hana pesawat itu mengangkut 108 penumpang, lima kru kabin, dan satu teknisi. Dia mengatakan, masalah baru dirasakan sesaat setelah mengudara. Begitu merasa ada yang tak beres, pilot pun memutuskan mendarat di bandara terdekat, yakni Hang Nadim.
Hana mengatakan, saat ini tim sudah dikirim ke Batam untuk mendeteksi permasalahan mesin pesawat bernomor penerbangan SJ 309 ini. "Tim sudah diberangkatkan pukul 14.30 WIB dan akan melakukan pengecekan mendetail atau di boroscope," ujar Hana.
Hana mengatakan, life cycle atau siklus hidup pesawat tersebut masih panjang, yakni 6000 jam. Sebelum berangkat pesawat tersebut sudah diperiksa dan tidak ada permasalahan saat menuju ke Tanjung Pinang. Menurutnya ada beberapa permasalahan yang memang sulit di deteksi dan baru terasa saat mengudara.
Untuk pemeriksaan ini, kata Hana, tidak melibatkan tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi. "Karena memang bukan emergency landing, jadi tim kami sendiri yang memeriksa," ujarnya.
Jika ditemukan persoalan serius atas mesin tersebut, maka mereka akan mengirimkan mesin tersebut ke pabrikan di luar negeri. Menurut dia, tim butuh waktu hingga enam jam untuk mengetahui persoalan tersebut.
Para penumpang sebagian meneruskan perjalanan Senin ini dan Selasa (24/3) menggunakan pesawat milik Sriwijaya. Tapi sebagian penumpang lagi akan berangkat dengan pesawat dari maskapai lain.
DIAN YULIASTUTI